Pasang Iklan Gratis

Dari Hidup Miskin hingga Jadi Miliarder,Mengenal Siapa Pendiri WhatsApp

 Dari seorang imigran miskin yang pernah bergantung pada kupon makanan, pendiri WhatsApp ini berhasil membangun sebuah aplikasi pesan instan dan murah dari nol, hingga akhirnya dibeli oleh Mark lalu menjadi miliarder dunia.



Jika Anda sering menggunakan WhatsApp untuk mengobrol dengan keluarga atau teman, pernahkah Anda berpikir tentang sosok di balik aplikasi ini?

WhatsApp bukan hanya sekadar aplikasi pesan instan, aplikasi ini adalah kisah tentang seseorang dibalik kerja keras, kegigihan, dan impiannya yang terwujud.

Berdasarkan data dari Statista, per Juni 2024, aplikasi WhatsApp digunakan oleh 2.9 miliar orang di seluruh dunia.

Bahkan di Indonesia, menurut data dari We Are Social tahun 2024, WhatsApp telah mendominasi dengan 90.9% pengguna berusia 16-64 tahun.

Tapi tahukah Anda, bahwa WhatsApp diciptakan oleh seorang imigran dari Ukraina yang dulunya hidup dalam kemiskinan?

Perjalanan Hidup Pendiri WhatsApp Dari Nol Hingga Sukses

Pendiri WhatsApp adalah Jan Koum, yang lahir pada 24 Februari 1976 di Kyiv, Ukraina.

Diketahui, bahwa Ayah Jan Koum bekerja di bidang konstruksi, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.

Jan Koum tumbuh di bawah rezim komunis, yang membuatnya sangat menghargai privasi, yang mana privasi adalah dasar terciptanya WhatsApp.

Saat Uni Soviet runtuh, ibu Jan Koum memutuskan untuk membawa Koum ke Amerika Serikat demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Namun, setibanya di Mountain View, California, mereka hidup dalam keterbatasan. 

Ayah Jan Koum tidak pernah menyusul mereka, sementara ibunya didiagnosis kanker tidak lama setelah kedatangan mereka di Amerika Serikat.

Tanpa penghasilan tetap, mereka bergantung pada bantuan pemerintah berupa kupon makanan dan subsidi perumahan.

Untuk membantu ibunya, Jan Koum yang saat itu masih remaja, bekerja sebagai petugas kebersihan di toko kelontong.

Namun, di tengah keterbatasan kondisi keuangan yang kurang bagus, Jan Koum tidak menyerah.

Ia belajar pemrograman secara otodidak dan bergabung dengan komunitas hacker elit yang membantunya mengasah keterampilan di dunia keamanan siber.

Jan Koum diketahui sempat kuliah di San Jose State University, tetapi ia memilih keluar setelah satu tahun untuk bekerja di Yahoo sebagai insinyur keamanan.

Di sana, Jan Koum bertemu dengan Brian Acton, yang menjadi partner bisnisnya dalam mendirikan WhatsApp.

Perjalanan Jan Koum Mendirikan WhatsApp

Pada tahun 2007, setelah hampir satu dekade bekerja di Yahoo, Jan Koum dan Acton merasa jenuh dan memutuskan resign. Mereka bahkan sempat melamar pekerjaan di Facebook, tapi ditolak.

Pada tahun 2009, Jan Koum memiliki ide besar, yaitu sebuah aplikasi pesan sederhana yang bisa menghubungkan orang di seluruh dunia dengan mudah dan murah.

Inspirasi membuat aplikasi pesan ini datang dari pengalaman pribadi Jan Koum, yang mana sebelumnya ia mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarganya di Ukraina karena biaya telepon yang mahal. 

Atas apa yang ia alami, Jan Koum ingin menciptakan solusi bagi orang-orang yang mengalami masalah serupa.

Bersama Acton, Jan Koum mendirikan WhatsApp Inc. tepat pada 24 Februari 2009, di hari ulang tahunnya.

Awalnya, WhatsApp gagal. Aplikasi ini tidak menarik perhatian dan hampir ditutup. 

Namun, segalanya berubah ketika Apple memperbarui fitur notifikasi di iPhone. Jan Koum pun mengubah strategi dan meluncurkan kembali WhatsApp pada September tahun 2009.

Dari perubahan strategi tersebut, hasilnya luar biasa! WhatsApp mulai berkembang pesat, dan para pengguna mulai berdatangan.

Untuk membiayai pengembangan WhatsApp, Acton mengajak beberapa mantan kolega di Yahoo untuk berinvestasi sebesar US$250.000. 

Meski mulai tumbuh, biaya operasional WhatsApp masih tetap tinggi. 

Diketahui, bahwa biaya verifikasi SMS mencapai ribuan dolar per bulan, sementara pendapatan WhatsApp di tahun 2010 hanya US$5.000 per bulan.

Namun, Jan Koum dan Acton berpegang teguh pada prinsip mereka, yaitu tidak akan ada iklan di WhatsApp.

Oleh karena itu, mereka mencari investor yang bisa mendukung visi tersebut, hingga akhirnya pada tahun 2011, Sequoia Capital menyuntikkan dana US$8 juta, disusul pendanaan sebesar US$50 juta pada tahun 2013.

Dengan tambahan dana tersebut, WhatsApp semakin berkembang. 

Jan Koum menambah jumlah staf, meningkatkan fitur, dan semua hal tersebut berhasil mengukuhkan posisi WhatsApp sebagai salah satu aplikasi terbaik di dunia.

Jan Koum Menjual WhatsApp ke Facebook

Keberhasilan Jan Koum dan Acton dalam mengembangkan WhatsApp menarik perhatian Mark Zuckerberg. 

Pada tahun 2014, Facebook menawarkan US$19 miliar untuk membeli WhatsApp, yang mana ini menjadi salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah teknologi.

Awalnya, Koum dan Acton tetap bergabung dengan Facebook untuk mengembangkan WhatsApp lebih jauh. 

Namun, seiring waktu, mereka mulai kecewa dengan arah kebijakan perusahaan, terutama terkait privasi pengguna dan rencana pemasangan iklan.



Acton akhirnya memutuskan keluar dan bahkan bergabung dengan gerakan #DeleteFacebook. 

Ia juga mengungkapkan, bahwa dengan keluar dari WhatsApp, ia meninggalkan US$850 juta di atas meja.

Sementara itu, Jan Koum memilih mundur dengan cara yang lebih damai, meskipun ia juga tidak setuju dengan kebijakan baru Facebook.

Meski WhatsApp kini telah berubah dan berada di bawah Facebook, namun Jan Koum tetap menjadi pendiri WhatsApp dan salah satu pengusaha serta miliarder paling inspiratif di dunia. 

0 Response to "Dari Hidup Miskin hingga Jadi Miliarder,Mengenal Siapa Pendiri WhatsApp"

Posting Komentar